Kamis, 14 Juni 2012

PENGABDIAN


Tujuan keberadaan kita di dunia ini adalah untuk mengabdi.

Jalan menuju surga hanya bisa digapai melalui pengabdian, yang merupakan realitas dalam hidupmu (who knows!).

Hal nyata dari keberadaan kita adalah pengabdian kita kepada Allah SAW. Jika kamu mengetahuinya, kamu akan memperoleh pertanyaan mengenai apa yang telah kamu lakukan dengan pengetahuan tersebut. Ini mungkin titik terpenting dalam hidup manusia.

Adalah kehormatan paling tinggi bagi manusia untuk menjadi hamba Allah dan tiada kehormatan yang lebih tinggi dari itu. Berusahalah untuk menghargai dan menghormati-Nya. Selama kau menghormati-Nya, kau akan memperoleh penghargaan dan penghormatan saat ini dan sesudahnya.

Ini adalah hal yang mudah. Ini merupakan kenyataan. SubhanAllah (Maha Suci Allah)!

Segala yang berasal dari kebaikan dan keburukan merupakan ujian bagi manusia karena mereka telah terpilih menjadi hamba Allah. Seorang astronot tidak dapat pergi ke luar angkasa tanpa melalui seleksi, ujian dan pelatihan yang sulit dan ketat. Begitu juga halnya dengan menggapai surga.
Sementara pengertian dari pengabdian itu sendiri adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari. Itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.

Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjol seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun di ladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Ttuhan. Mereka meninggalkan keluarganya dan tidak akan berkeluarga. Sehingga hampir seluruh waktu, pikiran, tenaga maupun kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Pada agama Budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan bhiksu dan bhiksuni dengan cara kehidupan yang tidak jauh berbeda.

Pengabdian kepada negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai, sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Dengan membandingkan merekan dan kehidupan kawan-kawannya di kota atau tempat yang lebih enak terasa arti pengabdian dan pengorbanan mereka demi keselamatan manusia lain, bangsa dan negara sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar